Benteng Fort Oranje Ternate Maluku Utara Sabtu sore tanggal 7 Maret 2015 cuaca cukup cerah. Sinar
sang surya terasa hangat membelai kulit ini. Tampak nun jauh di atas sana
bergumpal gumpal awan putih bergelayut manja di puncak Gunung Gamalama menambah
keindahan pandangan mata. Untuk yang ke sekian kalinya Jelajah Wisata Alam Indonesia datang ke Ternate,
namun baru kesempatan kali ini bisa jalan-jalan dan melihat langsung pemandangan dan kekokohan Benteng
Oranje yang merupakan warisan budaya.
Benteng Oranje Ternate terletak di jalan Boe Oirie, Kecamatan
Ternate Tengah, Kota Ternate. Berdiri diatas lahan seluas 12.680 m2.
Benteng ini berbentuk trapesium dengan ukuran 180 m x 165 m, mempunyai 4 buah
bastion pada setiap sudutnya. Memiliki tembok dengan ketinggian sekitar 5 m dan
kemiringan 4 derajat. Ketebalan tembok luar bangunan sekitar 1 m. Tembok bagian
dalam benteng memiliki ketebalan 0,75 m.
Diatas tembok benteng terdapat rampart
atau jalan keliling yang menghubungkan keempat bastion disetiap sudutnya.
Rampart ini berada pada ketinggian sekitar 3,5 m dari tanah dan mempunyai jarak
sekitar 1,1 m dari ketinggian tembok dinding. Pada kedua sudut bagian dalam
dari bastion yang terletak di sisi Barat Laut dan Timur Laut terdapat ramp
berukuran 15 m x 3 m menuju ke bagian atas bastion. Selain itu terdapat juga 2
buah tangga yang berbentuk setengah melingkar pada bagian dalam pintu gerbang utama
dan pada bagian bastion di sisi Barat Daya.
Sejarah Benteng Foort Oranje Pada tahun 1607 seorang Laksamana VOC bernama Cornelis Matelieff de Jonge membantu Sultan
Ternate untuk mengusir bangsa Spanyol dari Ternate. Atas keberhasilannya
tersebut, ia mendapat izin dari Sultan untuk mendirikan sebuah benteng di
tempat yang sama dengan Benteng Malayo, sebuah benteng Portugis. Selain itu
sultan juga memberi izin kepada VOC untuk melakukan monopoli perdagangan
rempah-rempah di wilayah kekuasaan Kesultanan Ternate.
Ketika pembangunanya
telah selesai pada tahun 1609, benteng ini namanya diubah menjadi Benteng Oranje oleh
penguasa Belanda pertama di Maluku, Paulus Van Carden. Namun demikian nama
Benteng Malayo masih tetep dipakai hingga beberapa tahun kemudian. Pada tanggal
17 Februari 1613, ketika Pieter Both diangkat menjadi Gubernur Jendral VOC
pertama. Dewan komisaris VOC di Belanda menetapkan kawasan Maluku sebagai pusat
kedudukan resmi VOC dan Benteng Oranje ini menjadi pilihan tempat tinggal resmi
para Gubernur Jenderal VOC. Pieter Both dan beberapa Gubernur Jenderal
setelahnya pernah tinggal di benteng ini.
0 komentar:
Posting Komentar