Salah satu
tempat tujuan wisata di Kota Tarakan Kalimantan Utara yaitu obyek wisata Kawasan Konservasi Mangrove
Bekantan (KKMB). Kawasan ini terletak di jalan Gajah Mada. Luas areanya sekitar
21 hektar.
Lokasi tempat Konservasi Bekantan yang berada di jantung kota Tarakan membuat kawasan wisata ini
mudah untuk dikunjungi. Dari komplek THM Simpang Tiga yang merupakan pusat
keramaian kota Tarakan Kita bisa menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan
umum, dibutuhkan waktu sekitar 5 menit. Dan berbatasan langsung dengan
komplek pertokoan Pasar Guser.
Kawasan konservasi
Mangrove dan Bekantan selain menjadi obyek wisata juga mempunyai fungsi sebagai
paru-paru Kota Tarakan, menjadi benteng yang melindungi Kota dari abrasi air
laut. Juga dijadikan sebagai
laboratorium hidup yang dimanfaatkan oleh peneliti-peneliti baik dari dalam maupun luar negeri, hasil
penelitian tersebut sangat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan.
Di kawasan Hutan bakau atau hutan mangrove ini Kita dapat melihat secara langsung kehidupan bekantan di habitatnya.
Bekantan Kalimantan merupakan salah satu dari sekian banyak hewan langka dan dilindungi di Indonesia. Bekantan biasa disebut juga dengan
sebutan Monyet belanda.
Memasuki
Kawasan Konservasi Mangrove Bekantan (KKMB) kita langsung disambut dengan
suasana yang sangat teduh, nyaman, sejuk, dan asri.
Hiruk pikuk Kota Tarakan di luar Kawasan Konservasi seakan sirna begitu kita
memasuki kawasan ini. Yang tersisa hanya ketenangan dan rasa takjub.
Kita bisa keliling dan menyusuri area KKMB melalui jalur jalan
yang terbuat dari kayu. Dapat menyusuri deretan dan rimbunnya pohon mangrove
yang ada.
Kawasan wisata ini dapat dijadikan sebagai tujuan tempat wisata edukatif. Sebagai tempat belajar
mengenali jenis-jenis mangrove yang ada. Melihat lebih dekat mengenai kehidupan bekantan di alam bebas.
Bekantan adalah hewan yang pemalu dan hidup
berkelompok. Untuk itu, agar dapat melihat bekantan dari dekat, jangan
sekali-kali mengeluarkan suara keras. Jika mendengar suara berisik, pasti
bekantan akan pergi.
Bekantan hidup berkelompok dan terkadang sulit untuk
menerima kedatangan bekantan dari kelompok lainnya. Itu pula yang menyebabkan
sulit masuknya bekantan liar dari hutan lindung ke dalam kawasan konservasi ini. karena
ada resiko kelompok bekantan baru akan menerima penolakan dari kelompok
bekantan yang telah lama tinggal di KKMB.
Masuknya bekantan liar ke kawasan
permukiman penduduk sangat wajar terjadi jika mereka para bekantan merasa bahwa tempat tinggalnya
mulai terganggu.
Yang perlu dilakukan, hentikan perambahan dan
pengrusakan hutan serta kegiatan yang mengancam kelangsungan habitat
bekantan. Menurut petugas, saat ini bekantan di KKMB berkisar 32 ekor
saja. Bekantan mulai terancam punah.
Selain
bekantan, ada keunikan lain yang dapat kita temui di area KKMB, yaitu kepiting
kecil warna-warni. Kepiting kecil berwarna biru, merah, oranye banyak ditemui
di antara pepohonan mangrove yang ada. Ukurannya sangat kecil, kira-kira hanya selebar
1,5-2 cm saja.
Warnanya yang mencolok sangat kontras dengan tempat tinggalnya.
Masih ada pula hewan-hewan lainnya seperti kadal, salamander, tupai yang hidup
bebas berkeliaran.
0 komentar:
Posting Komentar