Jelajah wisata alam Indonesia, adalah catatan pribadi, sarana untuk untuk menuangkan pengalaman, ceritakan keindahan wisata alam Indonesia

26.11.15

Pantai Lalos Pantai Pijar kota Tolitoli

Jalan-jalan menyusuri Kota Tolitoli Sulawesi Tengah ditemani si gesit irit. Diawal tahun 2013 pada bulan Januari di minggu kedua Aku injakan kaki ini di tanah Tolitoli yang terkenal sebagai Kota Cengkeh.

Syukur Alhamdulilah Aku panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan segalah karunia dan kenikmatan, sehingga Aku dapat menikmati indahnya alam Tolitoli. Bersama dua temanku dan ditemani oleh si gesit irit "SUZUKI SMAS"yang selalu setia menemaniku kemanapun Aku pergi. 





Pantai Lalos Tolitoli yang merupakan tempat wisata murah. Pantai Lalos salah satu pantai indah yang ada di Kota Tolitoli adalah salah satu pantai tujuan wisata vaforit bagi masyarakat Tolitoli. 

Lokasinya berada tidak jahu dari bandara udara Sultan Bantilan. Jika dari pusat kota berjarak sekitar 12 kilometer via Jl Yos Sudarso dan Jl. Buol- tolitoli. Bisa ditempuh dengan waktu sekitar 25 menit jika menggunakan kendaraan bermotor dengan kecepatan sedang. Bisa lebih lama lagi jika ditempuh dengan berjalan kaki saja, kira kira akan membutuhkan waktu 2 jam 30 menit.
Pantai Lalos dan Pantai Pijar memiliki pasir pantai berwarna coklat dengan tekstur agak kasar. Ombak pantai ini cenderung berubah-ubah sesuai dengan musim, kadang ombaknya kecil dan kadang kala ombaknya besar. Walaupun di pantai ini terkadang ombaknya besar, tetapi tidak sebesar ombak dipantai laut selatan Pulau Jawa. Dan keindahan laut dan pantainya tetap bisa dinikmati.


Waktu yang sangat cocok untuk mengunjungi obyek wisata Pantai Lalos dan Pantai Pijar yaitu pada pagi hari atau sore hari, jika pagi hari biasanya air laut cukup tenang dan tentunya udara lebih segar dan tidak terlalu panas. Jika berkunjung sore hari Kita bisa menikmati indahnya matahari tenggelam atau sunset. Tidak perlu jahu-jahu pergi ke Pantai Kuta Bali kalau hanya sekedar ingin melihat matahari tenggelam datanglah kepantai Lalos saja.



Ini Ceritaku:

Pagi itu cuaca terang, sinar mentari yang hangat membelai kulit, menambah semangat untuk memacu si gesit irit menyusuri jalanan menuju Obyek wisata pantai Kota Tolitoli yaitu menuju ke Pantai pijar / pantai lalos.

Sesampainya di pantai Lalos, perkesempatan pertama Aku basuh tangan dan muka ini dengan air laut, sejuk dan terasa sangat asin air yang menempel di bibir ini. Pengunjung Pantai Lalos pagi itu lumayan banyak "maklum hari minggu". Anak anak dan orang dewasa banyak yang bermain main, mandi dan berenang di air, ada juga yang hanya duduk duduk di pantai, kalau Aku sich hanya duduk duduk ngobrol sambil menikmati indahnya alam ini.
Setelah cukup lama di Pantai Lalos, perjalanan Aku lanjutkan kembali menuju Pantai Pijar yang berada bersebelahan dengan Pantai lalos.
Selanjutnya..........Cuapek.....Pulang.....Tidur

Share:

10.11.15

Makam Aer Mata Arosbaya Bangkalan

Lokasi komplek Makam Aer Mata Ibu terletak di Desa Buduran Kecamatan Arosbaya Bangkalan Madura. Sebelah utara dari Kota Bangkalan berjarak sekitar 17 km dan dapat ditempuh dengan perjalanan darat sekitar 30 menit. Dari arah Surabaya berjarak sekitar 42 km via jembatan Suramadu.




Terdapat tiga cungkup di dalam area makam utama, diluar makam utama juga terdapat cungkup makam keluarga Raja Bangkalan. Masing-masing cungkup terdapat makam-makam yang memiliki seni ukir tinggi. 

Makam permaisuri Syarifah Ambami berada di sisi paling utara, dengan bangunan lebih tinggi dibandingkan dengan makam-makam lainnya. Disisi selatan atau bawah terdapat banyak makam kuno yang merupakan makam keturuan atau abdi dalem dari Permaisuri Raja madura Barat Cakraningrat I Syarifah Ambami.

Sejarah dan asal usul nama Makam Aer mata


Asal usul makam Aer Mata berasal dari kisah Pangeran Cakraningrat I yang memerintah  Pulau Madura sekitar tahun 1624 - 1648 masehi.
Menurut cerita,... 
Pada jaman dahulu, pada jaman pemerintahan Sultan Agung di Mataram. Pada suatu hari Sultan Agung kedatangan tamu, yaitu rombongaan dari Sampang Madura yang dipimpin oleh Panembahan Juru Kiting. Bertujuan mau menghadapkan Raden Praseno yaitu salah satu putra Raja Arosbaya.
Setelah maksud kedatangannya dijelaskan kepada Sultan Agung tentang asal usul dari Raden Praseno, maka Sultan Agung merasa iba sebab Raden Praseno telah ditinggalkan oleh ayahnya ketika ia masih kecil.
Oleh karena itulah maka Sultan Agung memberikan kepercayaan kepada Raden Praseno dan mengangkatnya menjadi Raja Arosbaya dan berkedudukan di Sampang dengan gelar Pangeran Cakraningrat I menggantikan pamannya yang bernaman Pangeran Mas.
Beliau mempunyai seorang permaisuri yang bernama Syarifah Ambami.

Walaupun memerintah di Madura namun Pangeran Cakraningrat I banyak menghabiskan waktu di Mataram membantu Sultan Agung. Pemerintahan di Madura berjalan dengan lancar walaupun beliau tidak berada di Madura.
Karena Pangeran Cakraningrat I sering berada di Mataram, istrinya Syarifah Ambami merasa sangat sedih. Siang dan malam sang permaisuri menangis meratapi nasib dirinya. Akhirnya permaisuri bertekat untuk menjalankan pertapaan. beliau memilih sebuah bukit yang terletak di daerah Buduran Arosbaya. 
Dalam pertapaan sang permaisuri selalu memohon dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa, semoga keturunanya kelak dapat ditakdirkan menjadi penguasa pemerintah di Madura sampai ke keturunan yang ketujuh.
Diceritakan juga dalam pertapaannya beliau bertemu dengan Nabi Haedir A.S. dan memperoleh kabar bahwa permohonannya insyaalloh akan dikabulkan. Betapa senang hati beliau, akhirnya beliau bergegas kembali ke kerajaan Sampang.
Selang beberapa waktu Pangeran Cakraningrat I kembali dari Mataram dan diceritakan semua pengalamanya selama ditinggal suaminya, bahwa beliau melakukan pertapaan dan dicerikan pula hasil dari pertapaannya.
Setelah mendengarkan cerita dari istinya itu, Pangeran Cakraningrat I bukannya merasa senang dan bahagia akan tetapi justru merasa bersedih dan kecewa terhadap istrinya, karena istrinya hanya berdoa sampai keturunan ketujuh saja.
Melihat kekecewaan yang terjadi pada suaminya maka sang permaisuri merasa sangat bersalah dan sangat bedosa terhadap suaminya.
Setelah Pangeran Cakraningrat I kembali ke Mataram, sang permaisuri pergi bertapa lagi, memohon agar semua kesalahan dan dosa terhadap suaminya diampuni.
Dengan perasaan sedih Permaisuri terus menjalani pertapaannya, beliau selalu menangis, menangis dan selalu menangis, sehingga air matanya mengalir membanjiri sekeliling tempat pertapaannya sampai beliau wafat dan di makamkan ditempat pertapaannya. Sekarang ini kita kenal dengan nama "Makam Aer Mata"


Share:

6.11.15

Wisata Religi Madura Makam Sayyid Yusuf

Berkunjung ke Kabupaten Sumenep belum lengkap rasanya jika tidak menyempatkan waktu untuk berkunjung ke salah satu tempat wisata religi yang ada di kabupaten Sumenep ini, yaitu Makam Sayyid Yusuf. 

Letak Makam Sayyid Yusuf terletak di sebuah pulau yaitu Pulau Telango atau biasa disebut dengan sebutan Pulau Poteran, Desa Talango Kecamatan Talango Kabupaten Sumenep Madura. Untuk menuju ke tempat wisata religi ini pengunjung harus menyebrang dahulu dengan menggunakan perahu dari pelabuhan Kalianget.

Makam Sayyid Yusup ramai dikunjungi oleh para Peziarah. Peziarah yang datang tidak hanya berasal dari Pulau Madura saja, Peziarah yang datang dari daerah-daerah lainnya juga banyak, seperti Peziarah dari Jawa. Sumatra. Kalimantan. dan Sulawesi.
Sayyid Yusuf merupakan salah satu keturunan Nabi Muhammad yang dilahirkan di Makkah. Beliau melakukan perjalanan sebagai musafir untuk menyebarkan Agama Islam ke arah tenggara sehingga sampai di Kalimantan dan selanjutnya ke Pulau Madura. Terdapat kesimpang siuran mengenai sejarahnya.

Asal usul Makam Sayyid Yusuf

Berdasarkan Cerita turun temurun penemuan Makam Sayyid Yusuf diketemukan pada Tahun 1791 Masehi oleh Sri Sultan Abduurrahman Pangkutaningrat.
Pada tahun 1791 masehi atau pada tahun 1212 Hijriyah, Raja Sumenep Sri Sultan Abduurrahman Pangkutaningrat, beserta Prajuritnya berangkat dari Kraton Sumenep Madura untuk menuju ke Pulau Bali dengan tujuan untuk menyebarluaskan Agama Islam.
Sesampainya di pelabuan Kalianget karena hari telah sore, maka Beliau memutuskan untuk bermalam. Sekitar jam 12 malam Baginda Raja terkejut melihat sinar/cahaya yang sangat terang benerang, seolah-olah jatuh dari langit ke bumi sebelah timur pelabuan Kalianget/ di Pulau Poteran.
Setelah selesai sholat Shubuh, Baginda Raja beserta Prajuritnya naik perahu menuju Pulau Poteran untuk mencari tanda jatuhnya sinar tersebut. Setelah sampai di Pulau Baginda Raja masuk hutan, lalu mendapatkan tanda yang menyakinkan seakan akan kuburan baru. Lalu Baginda Raja mengucapkan salam dan salam Beliau dijawab dengan suara jelas, namun tidak ada yang menampakan diri.
Selanjutnya Baginda Raja ingin mengetahui suara tersebut maka Beliau munajat atau memohon kehadirat Allah Yang Maha Esa, tiba-tiba jatuh sehelai daun diharibaannya dan setelah diperhatikan daun tersebut tertulis dengan tulisan Arab " HADZA MAULANA SAYYID YUSUF BIN ALI BIN ABDULAH ALHASANI " 
Selanjutnya Baginda Raja memasang batu nisan, dengan diberi nama sesuai dengan yang tertulis didaun. Baginda Raja menancapkan tongkatnya didekat makam, sesaat sebelum Beliau melanjutkan perjalannanya ke Pulau Bali. Diyakini tongkat Baginda Raja hidup sampai sekarang, menjadi pohon yang besar dan rindang.
Setelah beberapa lama Kuburan / Pesarean  diberi congkop / pendopo kecil, anehnya kuburan Sayyid Yusuf pindah ke sebelah timur dengan arti tidak menghendaki diberi cungkup.
Dan sekitar kurang lebih satu tahun kemudian, Baginda Raja mendatangi lagi kuburan / pesarehan Sayyid Yusuf dan membangun pendopo di sekitar kuburan dan membangun Masjid Jami Kecamatan Talango. Kemudian makam tersebut dikenal dengan sebutan AstaSayyid Yusuf.
Pada tahun 1986 Masehi didirikan sebuah yayasan dengan nama Yayasan Asta Sayyid Yusuf, yang bergerak dibidang pendidikan, mulai dari Madrasah Ibtidayah (MI) MTS dan SMA
Demikian Riwayat singkat Kuburan Sayyid Yusuf, dari berbagai sumber dan dari selebaran yang diberikan saat ziarah
Share:
Copyright © Jelajah Wisata Alam Indonesia | Powered by Blogger Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com